
Yogyakarta, 1 Juni 2025 – Sebagai bagian dari rangkaian praktikum Budidaya Pakan Alami, mahasiswa Akuakultur angkatan 2023 melaksanakan kunjungan edukatif ke Omah Maggot. Kunjungan ini bertujuan untuk memperkenalkan secara langsung pemanfaatan maggot, khususnya dari jenis Black Soldier Fly (BSF), sebagai solusi pengolahan limbah organik sekaligus pakan alternatif dalam budidaya perikanan.
Salah satu peserta mahasiswa, Angel Putri Christiawan, berbagi pengalamannya mengikuti kunjungan tersebut. Angel mengaku sempat ragu mengikuti kegiatan di awal, mengingat maggot identik dengan belatung dan sampah. Namun, kesan itu berubah setelah mengunjungi langsung lokasi budidaya maggot di Omah Maggot. Selama kunjungan, mahasiswa mendapat penjelasan mendalam mengenai proses budidaya maggot BSF. Angel mengungkapkan bahwa banyak hal baru yang ia pelajari, termasuk bagaimana maggot dapat berperan penting dalam pengelolaan limbah organik secara berkelanjutan.
Angel juga menyoroti perbedaan antara maggot BSF dengan lalat biasa. Menurutnya, BSF memiliki perilaku yang lebih terkendali dan tidak menimbulkan penyebaran kuman seperti lalat umum, karena hanya hinggap di limbah organik untuk bertelur sebelum kemudian mati. Lebih jauh, Angel melihat adanya potensi besar pemanfaatan maggot BSF dalam sistem budidaya akuakultur, termasuk pada budidaya udang. Ia mencontohkan bagaimana limbah organik hasil penyiponan di tambak udang, yang selama ini berakhir di saluran IPAL, dapat diolah kembali oleh maggot untuk mengurangi pencemaran sekaligus menghasilkan pakan tambahan.
Selain menambah wawasan, kunjungan ke Omah Maggot juga menjadi bekal praktis bagi mahasiswa dalam menghadapi ujian dan mengembangkan ide penelitian di bidang akuakultur, terutama yang berkaitan dengan pengelolaan limbah dan kualitas air. Melalui kunjungan lapangan seperti ini, mahasiswa tidak hanya mendapatkan pengalaman langsung di lapangan, namun juga memperoleh inspirasi tentang penerapan konsep ekonomi sirkular dalam industri akuakultur yang ramah lingkungan.
Kegiatan edukatif seperti ini secara langsung mendukung beberapa tujuan dalam Sustainable Development Goals (SDGs), di antaranya, SDG 2 (Zero Hunger): melalui pengembangan pakan alternatif yang berpotensi meningkatkan produktivitas akuakultur secara berkelanjutan. SDG 12 (Responsible Consumption and Production): dengan penerapan pengelolaan limbah organik menjadi sumber daya baru melalui budidaya maggot. SDG 14 (Life Below Water): dengan mengurangi limbah organik yang dibuang ke lingkungan perairan, sehingga menurunkan potensi pencemaran laut. SDG 15 (Life on Land): melalui pengurangan beban timbunan limbah organik yang dikelola secara lebih ramah lingkungan. Melalui integrasi ilmu dan praktik lapangan, mahasiswa diharapkan semakin siap menghadapi tantangan nyata di dunia akuakultur, sekaligus berkontribusi dalam mendukung pembangunan berkelanjutan.
Penulis: Galuh Wulanuari
Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)