Kelompok petambak udang ini berada di Desa Keburuhan, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo. Kelompok ini berada di sekitar kawasan stasiun/tambak kolaborasi UGM yang merupakan hasil kerjasama Pemerintah Kabupaten Purworejo dan Departemen Perikanan UGM. Tambak kolaborasi UGM sendiri pernah beroperasi sebentar sekitar tahun 2003, kemudian berhenti beroperasi, lalu beroperasi kembali dalam jangka waktu yang tidak lama sekitar tahun 2008, dan setelah itu kembali berhenti beroperasi. Permasalah utama yang dihadapi adalah keterbatasan modal, sementara di sisi yang lain biaya investasi dan operasional tambak udang sangat tinggi dan bersifat high risk.
Kelompok petambak udang Keburuhan berdiri pada tahun 2014 sebagai respon atas maraknya budidaya udang di lahan pasir pesisir Purworejo. Kondisi ini dipicu oleh wabah penyakit Early Mortality Syndrome (EMS) yang menyerang sebagian besar produsen udang dunia, sehingga produksi udang dunia menurun drastis dan harga udang meningkat sangat tajam. Momen inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh para pembudidaya udang di Purworejo dengan beramai-ramai membuka dan mengkonversi lahan pasir pesisir menjadi tambak udang. Momen ini juga dimanfaatkan oleh Departemen Perikanan UGM untuk merevitalisasi dan membangun kembali tambak udang seluas 2.000 m2 dari total lahan yang tersedia 10 ha. Tambak udang ini dilengkapi dengan rumah jaga yang berfungsi sebagai gudang dan basecamp penelitian. Saat ini kondisi rumah jaga tersebut mengalami kerusakan dan memerlukan sejumlah perbaikan. Mengingat keterbatasan permodalan, saat ini tambak udang tersebut tetap beroperasi melalui kerja sama operasional (KSO) dengan mitra. Kerja sama ini mencakup sharing modal, teknologi, dan bagi hasil. Selama tambak udang beroperasi, Departemen Perikanan UGM hingga kini tetap melakukan monitoring terhadap kinerja budidaya udang.
Kondisi rumah jaga tambak sebelum diperbaiki (kiri) dan setelah diperbaiki (kanan)
Kondisi tambak udang di Tambak Keburuhan